Ads 468x60px

Ukraina Tahan Serangan Militer

Pasukan Ukraina bergerak ke benteng pro-Rusia pada Kamis dan menewaskan sejumlah milisi dalam peristiwa kontak senjata. Namun, pasukan tersebut menghentikan langkahnya setelah Rusia mengerahkan ribuan tentara yang berada di seberang perbatasan.
Unjuk kekuatan Moskow membuat pemerintahan baru Ukraina menghadapi dilema: terus bergerak ke wilayah bertikai, atau memicu pertumpahan darah lebih besar dan merangsang terjadinya invasi.
Pelaksana tugas presiden Ukraina, Oleksandr Turchynov, yang memerintahkan kembali dimulainya operasi militer pada Selasa, berjanji akan meneruskan pergerakan pasukan tersebut, sementara petinggi urusan keamanan di Kiev menyatakan operasi di Slovyansk ditangguhkan. Kementerian Luar Negeri Ukraina memberi Moskow waktu selama 48 jam untuk menjelaskan latihan militer di sepanjang perbatasan
.
Pentagon menyebut latihan itu “sangat bertolak belakang dengan apa yang selama ini kami minta dari Rusia.”
Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengaku tidak mengetahui jika latihan militer tersebut dirancang sebagai bagian dari rencana intervensi Presiden Vladimir Putin di Ukrainai. Sejumlah pejabat merasa aksi itu adalah unjuk kekuatan demi memperkuat posisi sebelum kemudian bergerak meredakan ketegangan dan kembali memantapkan kedudukannya.
“Kami melihat adanya pergerakan, gerakan, dan aktivitas,” ujar petinggi senior militer. “Sepertinya Moskow tengah melakukan unjuk kekuatan. Tapi, apakah lebih dari itu?”
Menurut Presiden Barack Obama dari Tokyo, Rusia belum memiliki semangat yang seanda dengan kesepakatan yang dicapai pekan lalu di Jenewa dan bermaksud untuk meredakan ketegangan. Obama mengulang peringatan bahwa Amerika Serikat bersiap menjatuhkan sanksi tambahan dalam beberapa hari ke depan. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan Ukraina menghambat terciptanya kesepakatan. Tapi, Rusia belum mengambil langkah konkret.
Sementara itu, Putin mengatakan bahwa pengerahan tentara Ukraina untuk menghadapi warga negaranya adalah kejahatan yang sangat berat. Namun, ia memutuskan tidak akan melakukan aksi militer. Menurut Lavrov, serangan terhadap warga Rusia di Ukraina akan dianggap sebagai serangan atas Rusia dan harus mendapat respons.

0 comments:

Post a Comment