Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera kembali menegaskan rencana
Jepang untuk melakukan penerbangan perdana pesawat tempur generasi
kelima buatan Jepang pada tahun ini. Pesawat yang dimaksud adalah
Advanced Technology Demonstrator-X (ATD-X), prototipe (purwarupa)
pesawat tempur siluman masa depan untuk menggantikan pesawat tempur
Mitsubishi F-2 Pasukan Bela Diri Udara Jepang.
"Pada bulan Februari saya mengunjungi pabrik Mitsubishi Heavy Industries
(MHI) Komaki Minami, dimana disana ATD-X sedang dibangun," Odonera
mengatakan kepada Komite Urusan Luar negeri dan Pertahanan pada 10
April. "Ada yang memberitahu saya bahwa penerbangan pertama (ATD-X) akan
dilaksanakan pada tahun ini," tambah Odonera seperti yang dilansir IHS
Jane.
ATD-X, yang juga dijuluki sebagai Shinshin ("spirit of the heart"),
sedang dikembangkan oleh Technical Research and Development Institute
(TRDI) Kementerian Pertahanan Jepang, dengan MHI sebagai kontraktor
utama. ATD-X dirancang untuk menjadi pesawat tempur superioritas udara,
siluman dan dengan kemampuan manuver tinggi. Kementerian Pertahanan
Jepang akan memanfaatkan prototipe pesawat ini untuk penelitian lebih
lanjut tentang teknologi canggih dan pengintegrasian berbagai sistem,
setelah itu baru membuat pesawat tempur "generasi keenam" yang
sesungguhnya yang memiliki konsep i3 (informed, intelligent and
instantaneous) dan kemampuan siluman.
"Awalnya MHI berencana untuk menampilkan ATD-X di hadapan media pada
bulan Mei, segera setelah liburan Golden Week Jepang (tanggal 29 April,
3-5 Mei), dilanjutkan dengan penerbangan perdana," kata seorang pejabat
di TRDI mengatakan kepada IHS Jane pada 15 April. "Sekarang mundur
beberapa bulan dari jadwal," tambahnya.
Onodera juga mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan Jepang juga sedang
mempertimbangkan apakah pada tahun 2018 nanti (tahun rencana produksi
ATD-X) akan dibangun sendiri oleh Jepang atau dengan bekerjasama dengan
internasional. Hal ini akan ditinjau dari beberapa parameter seperti
kemapanan teknologi dan efektivitas biaya.
Rencana Jepang untuk mengembangkan pesawat tempur F-3 ("generasi
keenam") dari desain ATD-X (kemungkinan baru akan dikembangkan setelah
ATD-X diproduksi) juga bisa berpaling dari bantuan Amerika Serikat, yang
mana di masa lalu Washington telah memblokir upaya Tokyo untuk
mengembangkan pesawat tempur sendiri.
Pada tahun 1980, dukungan untuk program pengembangan pesawat tempur FSX
Jepang dihentikan oleh Washington, terkait kekhawatiran kemungkinan
pertumbuhan industri penerbangan Jepang yang akan merusak Amerika
Serikat. AS kemudian mengalihkan pengembangannya ke Mitsubishi F-2,
pesawat tempur yang berdesain F-16C Lockheed Martin.
Para pejabat Jepang mengatakan bahwa China dan Rusia saat ini mengembangkan pesawat tempur generasi kelima yaitu Chengdu J-20 dan Sukhoi PAK-FA T-50, oleh karena itu pengembangan pesawat tempur siluman Jepang sangatlah mendesak untuk pertahanan udara nasional.
"Kami tahu bahwa dengan 28 lokasi radar kami dapat mendeteksi pesawat
tempur generasi ketiga dan keempat dari jarak jauh, tetapi dengan
munculnya pesawat tempur generasi kelima kita tidak tahu apa yang akan
mereka lakukan," Letnan Jenderal Hideyuki Yoshioka, yang saat ini
menjabat sebagai direktur dari Air Systems Development di TRDI,
mengatakan kepada IHS Jane pada November 2011.
Di tahun 2014 ini, Kementerian Pertahanan Jepang mengalokasikan dana
sebesar JPY 2,7 miliar (USD 26,5 juta) untuk melakukan penelitian
mengenai sistem radar dan kontrol tembak, dan sistem lainnya yang mampu
mendeteksi, melacak, dan mengatasi pesawat tempur siluman. (IHS Jane).
0 comments:
Post a Comment