Changbogo/PT.PAL – IFX/PT.DI
Berita mainstream media mengenai kapal selam dan pesawat tempur:
Jakarta - Kementerian
Pertahanan menilai, untuk membangun kekuatan minimum, TNI AL
membutuhkan minimal 12 kapal selam. Saat ini TNI AL telah memesan 3
kapal selam Changbogo, termasuk kerja sama Transfer of Technology (ToT)
bersama Daewoo Shipbuilding Marine Enginerering (DSME) dengan PT PAL
Indonesia.
Dalam kerja sama tersebut,
2 kapal selam dengan model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea
Selatan dan yang terakhir dikerjakan di Indonesia. Kemenhan yakin tim
yang diberangkatkan untuk berlajar di Korea Selatan akan berhasil
menerapkannya di Tanah Air.
Kepala
Badan Sarana dan Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kabaranahan Kemhan)
Laksamana Muda Rachmad Lubis berharap perekonomian di Indonesia semakin
membaik. Diharapkan tahun 2029, kebutuhan minimum kekuatan bisa
terpenuhi.
“Tahap pertama kita
coba adakan 3 unit sekitar US$ 1,08 miliar, waktunya tak kurang
ketiganya butuh 7 tahun. Kita harapkan di akhir 2024-2029 kalau ekonomi
terus membaik. Diharapkan 12 kapal selam dipenuhi,” ucap Rachmad
usai mengikuti rapat Rencana Induk Pemenuhan Alpalhankam di Gedung
Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (02/04/2014).
Selain
itu, tambah Rachmad, melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen
mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga
memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya
sejak 2007 silam.
“Midget
itu kapal selam mini memang perlu. Tapi perairan kita konturnya
macam-macam. Kalau laut dalam butuh besar, sedang ya sedang, kalau
dangkal ya butuh midget,” imbuh jenderal bintang dua ini.
Ada
dua tipe yang dikembangkan yaitu midget dengan panjang berbobot 133 ton
dengan panjang 22 meter dan panjang 15 meter. Pengembangan masih
dilakukan di Laboratorium Hidrodinamik di Surabaya, Jawa Timur, melalui program riset insentif nasional (Insinas).
“Itu tetap kita jaga pengembangan desain tapi belum masuk produksi (massal), baru desain,” kata Rachmad.
RI Siap Produksi Jet Tempur Pesaing F18, Harga Lebih Murah
F-18 milik AS (Foto: Reuters)
Jakarta -
Industri strategis nasional bersama Kementerian Pertahanan sedang
mengembangkan pesawat tempur tipe KFX/IFX. Dalam pengembangan dan
produksi pesawat tempur ini Indonesia menggandeng Kementerian Pertahanan
Korea Selatan.
KFX/IFX sendiri
merupakan varian jet tempur generasi 4,5. Pesaing pesawat ini adalah F18
buatan Amerika Serikat dan Dessault Rafale buatan Prancis. Produksi
tipe IFX di dalam negeri menghemat pengeluaran anggaran karena harga
jual lebih murah.
“Harga jauh
lebih murah. Kedua ini target kita produsen juga. Hitungannya jauh lebih
murah daripada beli. Yang paling utama. Pajak pembelian, pajak
keuntungan, pajak lain-lain balik ke Indonesia yakni sebanyak 30% karena
dibeli di dalam negeri,” kata Kepala Bidang Perencanaan Komite
Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu di Kementerian
Pertahanan, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Said
menjelaskan pengembangan pesawat tempur karya putra-putri Indonesia
terus berjalan meskipun terjadi pergantian pemerintahan atau presiden.
“Kemarin Korea sudah putuskan ini akan dilanjutkan. Meski terhenti 2 tahun. Itu sudah jalan. Kemarin dia pilih seri 4,5,” sebutnya.
Pesawat
untuk varian Indonesia yakni IFX akan diproduksi di markas PT
Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, Jawa Barat. Di tempat yang sama,
Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisyahbana menjelaskan
jet tempur KFX mulai diproduksi secara massal pada tahun 2020.
Saat ini tenaga ahli PTDI sedang mempersiapkan rancangan esawat tempur generasi 4,5 tersebut.
“Diproduksi
baru masuk tahun 2020. Persiapan banyak kita lakukan. Rancangan bangun
dikembangkannya KFX/IFX. Kita rancang sesuai dengan kebutuhan TNI,” kata Andi. –
(finance.detik.com)
Kalau bisa pembelian pesawat F - 16 C/D 52 ID dipasang AESA, DAS, EOTS agar kemampuannya meningkat spt F - 35 dan kalau belum apakah PT DI dpt melengkapinya kalau tdk terpasang sangat membahayakan pilotnya sbg sasaran empuk pesawat malaysia, singapura serta australia.
ReplyDelete