Rusia membeli dua kapal serbu amfibi Kelas Mistral dari Perancis. Satu
kapal sudah diluncurkan pada Oktober lalu dan akan dioperasikan Angkatan
Laut Rusia pada November tahun ini, dan kapal lainnya akan diluncurkan
pada Oktober tahun ini dan akan memperkuat Angkatan Laut Rusia pada
2015.
Mengapa Perancis menjual kapal perang ke Rusia yang notabene seteru NATO
dan mengapa pula Rusia membeli kapal perang dari Perancis? Hal ini
menjadi hal yang cukup sulit dipahami oleh negara-negara NATO lainnya.
Mistral adalah kapal serbu amfibi canggih yang mampu mengangkut hingga 900 tentara, satu batalyon tank Leclerc,
16-35 helikopter dan empat kapal pendarat tank. Mistral lengkap dengan
berbagai kemampuan dan akan memainkan peran besar dalam operasi serbu
amfibi. Bahkan selain tugasnya sebagai platform tempur, di dalamnya juga
terdapat rumah sakit yang siap melayani 25.000 penduduk kota.
Dengan berhati-hati, NATO menyebutkan bahwa penjualan kapal perang ini
kepada Rusia bukanlah atas rekomendasi NATO, melainkan murni keinginan
Perancis. Pernyataan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen pada 8 April lalu
menyebutkan bahwa keputusan Perancis ini pasti sudah melalui
pertimbangan yang matang.
AS tentu tidak senang ada negara yang mempersenjatai Rusia dengan
senjata canggih, apalagi itu berasal dari negara NATO. Pernyataan
Presiden Barack Obama yang dikutip oleh Voice of Russia mengatakan
bahwa: "Saya telah menyatakan beberapa kekhawatiran, dan saya tidak
sendirian dalam hal ini, tentang penawaran pertahanan yang signifikan
dengan Rusia pada saat mereka telah melanggar hukum dasar internasional,
dan integralitas teritorial dan kedaulatan tetangga mereka." Tidak lain
maksud pernyataan Obama ini adalah soal tindakan Rusia yang menginvasi
Ukraina.
Negara-negara Baltik - Lithuania, Latvia, dan Estonia yang dulunya
bagian Uni Soviet dan sekarang anggota NATO - dan Polandia sangat
khawatir dengan sikap agresor Rusia akhir-akhir ini. Mereka berharap
Perancis akan tetap pada jalurnya dan bukan sebagai penyokong sikap
agresi Rusia.
Penjualan kapal perang ke Rusia oleh Perancis ini telah mendapatkan
protes dari sekutu-sekutunya. Namun bagi Perancis, dinilai dari sudut
ekonomi penjualan ini merupakan penjualan yang besar mengingat kontrak
ini senilai USD 1,7 miliar dan melibatkan hingga 2.500 pekerjaan.
Sekarang kontrak sudah ditandatangani dan uang sudah berpindah tangan,
Perancis bukan hanya akan kehilangan semua uang itu jika membatalkan
kontrak, tapi juga harus membayar denda miliaran dolar karena
mengingkari kesepakatan.
Selain itu, industri galangan kapal Perancis nyaris mati suri dalam
dekade terakhir. Saat ini perusahaan yang bertanggung jawab untuk
membangun kapal ini adalah STX Perancis; 33 persen sahamnya dimiliki
pemerintah, yang terus berusaha agar perusahaan ini terus beroperasi.
Pemilik 66 persen saham lainnya adalah Korea yang bulan lalu sempat
mengumumkan niatnya untuk menjual saham mereka. Dalam satu tahun,
industri galangan kapal Perancis menerima pesanan sekitar USD 1,4 miliar
untuk kapal komersial dan USD 2 miliar untuk kapal militer. Tentu saja
uang Rusia sebesar USD 1,7 miliar ini akan sangat berarti bagi Perancis.
Keruntuhan dari industri perkapalan berarti juga harus siap kehilangan
keahlian dan keterampilan kritis dari ilmuwan-ilmuwannya. Perencana
pertahanan di seluruh dunia juga telah mengungkapkan keprihatinannya
atas kondisi galangan-galangan kapal di seluruh dunia saat ini. Industri
pertahanan membutuhkan banyak manufaktur, teknologi dan keahlian khusus
yang sulit dan lama untuk diperoleh dan juga akan sangat sulit
menggantikannya bila semuanya hilang. Jika sebuah perusahaan pertahanan
bangkrut, banyak sekali negara yang akan 'membajak' mantan-mantan
karyawannya. Hal ini berarti bahwa ketika sebuah negara besar kehilangan
industri pertahanannya dan ingin membangunnya kembali, maka bisa saja
mereka akan memulainya lagi dari awal. Mungkin inilah alasan Perancis
meluluskan penjualan Mistral kepada Rusia.
|
Bagian dalam Mistral (klik untuk memperbesar). Gambar via: sobchak.wordpress.com |
Sekarang dari sisi Rusia, mengapa negara ini membeli kapal perang dari
Perancis. Pada tahun 2011, Lieutenant Commander Patrick Baker dari
Angkatan Laut AS menyelesaikan tesisnya di Naval Postgraduate School
tentang akuisisi Rusia atas kapal serbu amfibi kelas Mistral dari
Perancis. Dalam tesisnya, dia menyebutkan bahwa Rusia mengumumkan ingin
membeli kapal kelas Mistral tanpa disertai pengumuman bahwa mereka
membutuhkan kapal seperti Mistral.
Bahkan Rusia tidak menyebutkan kemampuan kapal serbu amfibi seperti apa
yang mereka butuhkan. Dengan armada kapal serbu amfibinya, Rusia memang
sukses melaksanakan beberapa operasi amfibi beberapa tahun belakangan,
seperti serbuan terhadap Georgia 6 tahun lalu. Tapi bagi Rusia ini
bukanlah hal yang mengesankan, mengingat kekuatan tempur kedua negara
jauh berbeda. Rusia jelas menginginkan kapal serbu amfibi yang lebih
canggih yang siap mengatasi semua ancaman modern saat ini. Juga akan
sangat menarik untuk kita lihat apakah Rusia ini akan melengkapi Mistral
dengan sistem tempur lainnya, atau kapal ini akan dioperasikan Rusia
dengan bentuk dan sistem aslinya dari Perancis.
Tesis Baker juga menunjukkan bahwa adalah hal yang super langka bagi
Rusia untuk membeli kapal yang sama dua kali. Rusia adalah negara
pembuat kapal perang, bukan pembeli kapal perang.
Jadi menurut Baker, fakta bahwa Rusia membeli Mistral dari Perancis
jelas menunjukkan bahwa Rusia memang tidak mampu membangunnya. Seluruh
industri pertahanan Rusia kacau seiring runtuhnya Uni Soviet. Banyak
fasilitas industri pertahanan yang hilang (menjadi milik negara pecahan
Soviet) termasuk ilmuwan-ilmuwannya. Keruntuhan Uni Soviet telah
menyebabkan Rusia banyak kehilangan kelembagaan dan pengetahuan hampir
di semua bidang.
Desainer-desainer senjata Rusia dinilai memang masih mampu merancang
teknologi senjata yang paling canggih di dunia, namun untuk membuatnya
mereka kini kesulitan. Dan tidak terkecuali untuk membangun kapal-kapal
perang besar dan canggih seperti Mistral. Fakta yang mungkin kita tidak
sadari adalah bahwa Rusia belum pernah satupun membangun kapal serbu
amfibi apalagi kapal induk baru. Dua jenis kapal itu yang kini
dioperasikan Angkatan Laut Rusia adalah kapal warisan dari Uni Soviet.
Kapal Kelas Mistral bukan hanya kapal modern dan canggih, tapi juga
memanfaatkan berbagai manufaktur dan arsitektur angkatan laut yang
sangat modern dan berteknologi tinggi. Hal yang kurang dibahas media
dalam kesepakatan Mistral adalah bahwa kapal-kapal berikutnya akan
dibangun di Rusia. Ini berarti bahwa orang-orang Perancis saat ini
mungkin sudah berada di Rusia, membantu menyiapkan fasilitas untuk
pembangunannya.
Kerjasama jangka panjang ini berarti memberikan Rusia harapan memiliki
kembali/menambah kemampuan untuk membangun kapal-kapal perang besar dan
canggih. Sangat cocok untuk keinginan Rusia untuk bangkit kembali. Atau
dengan kata lain, Rusia tidak akan membeli Mistral selain untuk
memajukan industri perkapalannya.
Pertanyaannya, apakah imbas penjualan Mistral yang akan menghidupkan
kembali kemampuan Rusia dalam membangun kapal perang besar sebanding
dengan apa yang Perancis dapatkan? Yaitu untuk menjaga industri
perkapalannya tetap hidup. Tentu saja NATO tidak suka akan hal ini.
http://www.artileri.org
0 comments:
Post a Comment