Perusahaan Malaysia Aneka Bekal Sdn. Bhd. menandatangani MoU dengan
Aerospace Long-March International Trade Co., Ltd (ALIT) China mengenai
tawaran penjualan sistem rudal pertahanan udara jarak menengah LY-80
buatan China kepada Angkatan Bersenjata Malaysia, kantor berita kedua
negara melaporkan.
Penandatanganan dilakukan selama kunjungan Perdana Menteri Malaysia
Datuk Seri Najib Tun Razak ke Beijing yang berakhir pada 1 Juni lalu.
Tidak banyak yang dilaporkan, namun, diketahui penandatanganan MoU
tersebut juga termasuk transfer teknologi agar Malaysia bisa memelihara
dan memproduksi sendiri LY-80 di bawah lisensi.
LY-80 adalah varian ekspor dari HQ-16 yang merupakan sistem rudal
pertahanan udara (permukaan ke udara) generasi ketiga yang dikembangkan
oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). HQ16A
diperkenalkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China pada September 2011
dalam pameran senjata internasional di Turki.
HQ-16 merupakan varian darat dari sistem pertahanan udara yang
digunakan pada kapal frigat China Type 054A (diluncurkan secara
vertikal/VLS). HQ-16 ditujukan sebagai senjata pertahanan wilayah yang
mampu beroperasi di semua cuaca untuk mencegat penyusup, seperti pesawat
tempur, helikopter, UAV, rudal jelajah dan amunisi presisi lainnya.
HQ-16 dapat mencegat target udara yang terbang dengan ketinggian mulai
dari 15 meter hingga 18 kilometer, sementara rentang pencegatan efektif
untuk pesawat tempur adalah 40 km, dan rentang efektif untuk rudal
jelajah yang terbang di ketinggian 50 meter dengan kecepatan 1.080 km
per jam adalah antara 3,5 km sampai 12 kilometer. Klaim China,
probabilitas HQ-16 untuk menghancurkan pesawat tempur dalam satu kali
tembakan adalah 85% sedangkan untuk rudal jelajah sebesar 60%.
Komponen sistem rudal pertahanan udara HQ-16 terdiri dari truk radar,
truk komando, truk bimbingan dan pelacakan radar, truk peluncur rudal,
dan tabung rudal. Peralatan pendukung teknik meliputi kendaraan pemuat
dan transportasi rudal, kendaraan power supply, kendaraan pemeliharaan, dan perangkat missile-test.
Satu unit truk bimbingan dan pelacakan radar bisa mengendalikan hingga 4
unit truk peluncur dengan masing-masing enam rudal yang siap
diluncurkan. Radar passive phased-array
L-band yang terpasang pada bagian belakang truk dan memiliki jangkauan
deteksi 85 km
dan mempu mendeteksi hingga enam target. Sedangkan truk komando
bertanggung jawab dalam memberikan infomasi dan memerintahkan penembakan
atas target.
HQ-16 dikembangkan dari sistem rudal Buk M
HQ-16 merupakan tiruan dari sistem rudal jarak permukaan ke udara jarak
menengah "Buk M" hasil pengembangan Uni Soviet dan Federasi Rusia.
Namun, tidak seperti Buk M, HQ-16 membariskan rudal dengan tabung
vertikal yang dipasang pada truk. China tampak sengaja
membuat konfigurasinya mirip dengan sistem rudal pertahanan udara S-300
Rusia.
Buk M diketahui digunakan secara luas selama konflik di perbatasan
Georgia. Separatis Abkhazian pernah mengklaim bahwa mereka telah
berhasil menembak jatuh empat UAV Georgia, sementara dalam bentrokan
antara tentara Rusia dan Georgia pada tahun 2008 silam, dikabarkan bahwa
Buk M Angkatan Bersenjata Georgia berhasil menembak jatuh tiga pesawat
tempur Su-25 Frogfoot dan sebuah pesawat pembom Tu-22M Backfire milik Angkatan Udara Rusia.
Sebelumnya, Buk M2 termasuk satu dari dua pilihan sistem rudal yang
sedang diincar oleh Pasukan Pertahanan Udara Angkatan Udara Malaysia.
Kandidat lainnya adalah sistem rudal permukaan ke udara jarak menengah
KS-1 buatan China. Laporan sebelumnya juga menyebutkan bahwa
Rosoboronexport Rusia siap menjual Buk M2 kepada Malaysia dan kontrak
diharapkan akan rampung pada 2015.
Selain China negara lain yang juga memproduksi sendiri Buk-M adalah Iran
dengan sistem rudal Raad yang sama dengan Buk-M2EK yang ditampilkan
saat parade militer 2012 dan Belarus dengan sistem rudal Buk-MB yang
ditampilkan pada Juni tahun lalu.
0 comments:
Post a Comment