Sejumlah menteri
Jepang dan Australia, Rabu, akan bertemu untuk memperkuat kerja sama
militer, termasuk di antaranya kemungkinan kesepakatan transfer
teknologi kapal selam.
Perundingan militer tersebut dilakukan pada saat raksasa Asia, China, memicu sejumlah ketegangan di wilayah Asia-Pasifik.
Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, dan Menteri Pertahanan
Jepang, Itsunori Onodera, menjadi tuan rumah di Tokyo bagi Menteri Luar
Negeri Australia, Julie Bishop, dan Menteri Pertahanan Australia, David
Johnston.
Keempat menteri itu bertemu dalam putaran kelima perundingan "2+2".
Dua sekutu Amerika Serikat itu akan membicarakan transfer teknologi
kapal selam Jepang ke Australia. Canberra ingin mengganti armada kapal
selamnya pada beberapa tahun mendatang dengan biaya sekitar 37 milyar
dolar Amerika Serikat.
Dalam pertemuan 2+2, para menteri juga membahas lanjutan
kesepakatan perdagangan bebas dan keamanan yang disepakati sebelumnya
pada April lalu antara Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, dan
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Abe tokoh politik yang mendorong Tokyo lebih aktif di panggung
global dan berniat mengubah konstitusi Jepang yang melarang negara
kekaisaran itu memulai peperangan.
Setelah
Perang Dunia II, Jepang tidak dibolehkan internasional memiliki angkatan
perang alias angkatan bersenjata; yang dibolehkan adalah Pasukan Bela
Diri Jepang, satu-satunya militer suatu negara dengan predikat
demikian.
Abe juga telah melonggarkan larangan ekspor senjata yang memungkinkan kerja sama militer dengan Australia.
Pada sore hari waktu setempat, para menteri akan membicarakan
kerangka legal yang memungkinkan dua negara untuk melakukan penelitian
bersama sekaligus memperdagangkan peralatan pertahanan.
"Kami akan terlibat dalam pembicaraan praktis untuk memperkuat
kerja sama keamanan dan pertahanan," kata Kishida dalam konferensi pers,
Selasa.
Menurut keterangan Onoreda, kedua menteri dari Australia juga akan melihat armada kapal selam Jepang selama kunjungannya.
Pada
Perang Dunia II, Jepang banyak mendapat teknologi milter terkini pada
masanya, dari Jerman, termasuk teknologi kapal selam mini. Bisa
dibilang, Jepang memiliki industri pertahanan yang paling maju di Asia
Timur pada saat itu.
Onoreda juga mengatakan, militer kedua negara sedang menjadwalkan
latihan bersama, menjalankan sejumlah program bantuan kemanusiaan, serta
membicarakan sejumlah tindakan untuk memastikan keamanan maritim.
Para menteri juga mendiskusikan dampak aktivitas ambisius China dan
klaim teritorial sepihak dari Beijing yang dinilai berdampak pada
pergeseran keseimbangan kekuatan di wilayah Asia Pasifik.
Beijing pada beberapa waktu terakhir terus mengintensifkan klaim
atas Laut China Selatan dan terlibat perseteruan langsung dengan Hanoi
serta Manila.
Belakangan, Manila dan Hanoi
malah sejenak menyingkirkan perselisihan di antara mereka dan bersatu
menghadapi Beijing tentang kepemilikan Laut China Selatan itu.
0 comments:
Post a Comment